quinta-feira, 29 de julho de 2010

Gerakan Perempuan Timor Leste tanggapi Raul Lemos



KONFERENSI PERS

Gerakan Perempuan Timor Leste

Hari ini, Rabu, 28 Juli 2010, Gerakkan perempuan yang terdiri dari Redi Feto (Jaringan perempuan), Feto Empresaria (Wanita Pengusaha) dan Feto Veterana (Wanita Veteran) melalui konferensia pers ini, kami ingin menyampaikan dan mengklarifikasi dua hal penting yang sedang panas dibicarakan di publik saat ini

Gerakkan perempuan sebagai sebuah badan masyarakat sipil yang independent yang bekerja untuk memberikan kontribusi terhadap proses pembangunan nasional yang meliputi seluruh wilayah Timor Leste. Semua komponen di atas bekerja juga di bidang advokasi untuk masalah-masalah Diskriminasi dan kekerasan terhadap anak perempuan dan perempuan Timor Leste yang menderita karena tindakan yang tidak bertanggung jawab dan tidak punya etika dan moral.

Kasus RAUL LEMOS dan KRISDAYANTI

Pada tanggal 10 Desember 2002, Timor -Leste telah meratifikasi Konvensi Internasional CEDAW atau konvensi untuk menghapuskan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan. Ratifikasi Konvensi CEDAW ini merupakan tanggung jawab seluruh warga negara Timor Leste, untuk melakukan perubahan pada nilai martabat, perbuatan, dan praktek-praktek budaya di dalam sebuah masyarakat.

Pada kesempatan ini, kami Movimentu Feto Timor-Leste/Gerakkan Perempuan Timor-Leste (GPTL) ingin melakukan klarifikasi atas pernyataan yang dipublikasikan di media nasional Indonesia melalui berita infotainment dan media cetak lainnya di Indonésia yang dipublikasikan dalam beberapa minggu terakhir ini

Kami sangat menyayangkan bisa melihat dan mendengar pernyataan yang dikeluarkan oleh bapak RAUL LEMOS di depan publik media nasional Indonesia bahwa dalam budaya Timor-Leste, berciuman bibir di depan publik/umum itu juga suatu hal yang biasa di Timor-Leste. (seperti diberitakan di media pada hari senin tanggal 26 Juli 2010 di berbagai media baik itu di internet, infotainment melalui pengacara bapak RAUL LEMOS, Elsie Lontoh “Sikap refleks Raul Lemos kepada Krisdayanti dengan menciumnya di hadapan media adalah hal biasa pada daerah asalnya, Dili, Timor Leste”-kata Elsie Lontoh).

Kami perempuan Timor Leste sangat menghargai rahasia pribadi bapak Raul Lemos dan kami tidak akan mengintervensi dalam hal ini beliau akan berhubungan dengan siapa saja dan dimana saja karena itu adalah hak beliau, akan tetapi kami menyimpan beberapa alasan dan oleh karena itu kami ingin melakukan klarifikasi posisi kami di depan media publik bahwa:

  1. Berdasarkan budaya dan kebiasaan tradisional Timor-Leste dan kepercayaan komunitas Timor-Leste, orang Timor selalu memegang teguh kesetiaan dan harmoni di setiap keluarga;

  2. Budaya perempuan Timor Leste, hanya bisa menunjukkan rasa simpati dan cinta terhadap pasangannya di depan publik jika suda ada hubungan yang telah mengikat mereka;

  3. Menunjukkan cinta di depan publik melalui cium bibir adalah sesuatu yang tidak biasa terjadi di Timor-Leste khususnya individu yang masih ada ikatan perkawinan dengan seseorang, karena orang Timor-Leste mempunyai budaya, etika dan moral;

  4. Sebagian besar rakyat Timor-Leste mendapat akses berita dari Indonesia melalui berbagai saluran, tindakan menunjukkan rasa cinta oleh bapak Raul Lemos kepada ibu Krisdayanti dengan mencium bibir itu adalah perbuatan yang tidak mendidik akan tetapi tindakan ini akan berkontribusi untuk menghancurkan perkembangan moral dan etika terhadap anak-anak Timor-Leste.

  5. Kami ingin menjelaskan kepada seluruh masyarakat yang mendapat akses terhadap publikasi media yang dilakukan oleh bapak RAUL LEMOS dan pasangannya, khususnya kepada masyarakat Indonesia secara keseluruhan bahwa, pernyataan dari kedua pihak ini telah memberi kesempatan bagi publik untuk mengembangkan opini “budaya Timor Leste itu adalah budaya yang gampang melakukan perceraian”, kami ingin menjelaskan bahwa persepsi ini adalah tidak benar, karena kami perempuan Timor Leste sangat keras melawan poligami. Jadi pernyataan bahwa cerai itu hal biasa itu tidak benar!

  6. Kami menuntut bapak RAUL LEMOS dan pasangannya untuk berhati-hati mengeluarkan pernyataan dan apabila mengeluarkan pernyataan jangan menyamaratakan semua perempuan Timor-Leste agar tidak menyakiti martabat perempuan Timor-Leste

  7. Sebagai perempuan Timor Leste, kami ingin menyampaikan rasa solidaritas terhadap ibu NUR ATHALIA SECHAN SAGRAN beserta anak-anaknya agar tetap tegar dan percaya diri untuk menghadapi masalah ini, dan menjalankan hidup sebagai “single parent” itu menunjukkan bahwa kita perempuan juga bisa.


Demikian pernyataan sikap kami untuk menjernihkan hal-hal penting yang sekarang sedang beredar di sekitar kita dan untuk menjelaskan kebenaran kepada publik. Atas perhatiannya kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Dili 28 Juli 2010

Gerakan perempuan Timor Leste

Sem comentários:

Enviar um comentário

counter for blogger
FETO-ALOLA FETO-ONU REDE-FETO FETO-EDUCA SAI-FETO FETO-JOVEM FETO-TIMOR FETO-LINKS